Jalan-jalan Ke Ngawi Lihat Simpustronik

Kunjungan pembelajaran SIMPUSTRONIK Bidan  ke kabupaten Ngawi

Propinsi Jawa Timur.

 

Hari Rabu tanggal 25 Maret 2009, sebanyak 25 orang melakukan kunjungan pembelajaran di Kabupaten Ngawi Propinsi jawa Timur. Kegiatan ini atas prakarsa progam Studi IKM minat Simkes yang dikomando oleh pak Anis Fuad (makasih pak anis sudah diajak jalan2 he..he..he). Dari Kabupaten Sleman terdiri dari para bidan yang bertugas di Puskesmas sebanyak  13 orang, kepala Puskesmas 4 orang, dan Dari Dinas Kesehatan sebanyak 4 orang.

Kabupaten Ngawi terletak di propinsi jawa timur, terrmasuk daerah yang berbatasan dengan propinsi jawa tengah tersebut mempunyai jumlah penduduk yang hampir sama dengan kabupaten Sleman yaitu sekitar 830.000-an, ditempuh, jumlah Puskesmasnya juga sebanyak 24 unit, tetapi untuk pelayanan kesehatan swasta tidak sebanyak di Kabupaten Sleman. Sedangkan secara topografi daerah Ngawi sebagian besar terdiri dari perhutani dan pertanian.

Tujuan kunjungan kami serombongan adalah ingin melihat implementasi SIK yang menurut banyak informasi telah merintis dan mengembangkan SIK elektronik. Perjalanan kami dari jogja tepatnya di lobby IKM UGM, kurang lebih jam 05.30 dan menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam (maklum karena bisnya agak pelan2), sampai di Dinkes Ngawi jam 09.30 rombongan menghampiri pak agung (salah satu personil SIK) lalu perjalanan diteruskan ke  salah satu Puskesmas yang ada, Puskesmas Kwadungan namanya. Jarak dari dinas kesehatan kurang lebih 30 menit kearah Surabaya. Puskesmas ini di kepali oleh dr. Agus Priyambodo, melalui beliu inilah SIMPUSTRONIK dikembangkan. Menurut penuturan kapusk, bahwa membangun SIK khusunya berbasis elektronik bisa dilakukan dan dikerjakan dalam waktu 1 bulan tetapi membangun sumberdaya manusia supaya bisa melaksanakan dan beralih ke elektronik butuh waktu bertahun-tahun. Tetapi yang kami serombongan salut adalah komitment yang tinggi dari para bidan dan tenaga Puskesmas lainnya dalam melakukan entry data tanpa henti-henti, sehingga data yang didapatkan juga bisa maksimal.

Menurut penuturan kepala Puskesmas bahwa sistem informasi yang dikembangkan berbasis aplikasi microsoft acces, hal ini menurut mereka memang lebih mudah dikembangkan, dan tidak perlu mengajak pihak ketiga untuk membuatnya, karena sekarang ini dari semula hanya kepala puskesmasnya saja yang membuat, sudah berkembang menjadi tim SIK yang ada di Dinas kesehatan sebanyak 24 orang. Aplikasi yang ada ini sudah dikembangkan hampir seluruh propinsi di Jawa Timur, (kurang lebih 14 kabupaten yang sudah menggunakan).

Lebih lanjut kapusk menuturkan bahwa aplikasi simpustronik terdiri dari program-program yang ada di Puskesmas seperti data kunjungan, KIA dan KB, Gizi.

Kalau dibandingkan dengan SIK di kabupaten Sleman, dari sisi aplikasi sleman mempunyai keunggulan yang sangat tinggi, karena aplikasi di Sleman sudah berbasis web, dimana keadaan sekarang cenderung sistem informasi dikembangkan ke web based. Sedangkan di Ngawi dikembangkan berdasarkan desktop atau tidak bisa dijalankan dalam bentuk web based. Kesulitan lain adalah masih perlunya integrasi dan interopabilitas yang tinggi. Sedangkan keunggulannya yang perlu diacungi jempol adalah kemauan dan komitment yang tinggi dari para bidan untuk memasukkan data. Hampir semua bidan di Ngawi sudah melek komputer, setiap bidan katanya sudah punya lap top sendiri-sendiri. (wah hebat ya)

Hampir satu setengah jam kami diberi paparan oleh Ka.Pusk  Kwadungan tersebut. Dijelaskan bahwa data kunjungan pasien kebidanan dengan menggunakan konsep kewilayahan, artinya semua pasien hamil dan persalinan datanya hanya berasal dari wilayah tersebut. Untuk kunjungan ibu hamil bisa dilakukan disemua fasilitas baik pemerintah maupun praktek bidan, hanya saja setiap bidan praktek wajib menyampaikan laporan ke Puskesmas atau penanggung wilayah setempat untuk dicatat dalam register kunjungan ibu hamil.

Sedangkan persalinan semua sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan, artinya sudah tidak ada lagi persalinan yang ditolong oleh dukun, sedangkan yang menjadi cirikhas lainnya adalah bahwa di Kabupaten Ngawi semua Puskesmas sudah ada kunjungan dokter ahli kebidanan setiap minggu satu kali (puskesmas ponek), meskipun dengan kondisi geografi seperti itu (jauh bila dibanding dengan Sleman) tetapi kunjungan dokter ahli secara rutin dilakukan, sehingga pada saat ada kunjungan dokter ahli biasanya kunjungan meningkat rata-rata 20-an, sedangkan kalau hari biasa hanya 3-4 saja. Memang kalau dibanding dengan sleman kunungan KIA 4-5 kalinya ya.

Leave a comment